Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Preposisi
(Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan,
tempat") atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata
atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi
bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau gabungan kata,
misalnya bersama atau sampai dengan.
1. Penggolongan
Cara
penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan.
Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:
1. Preposisi
yang menandai tempat. Misalnya di, ke, dari.
2. Preposisi
yang menandai waktu. Misalnya hingga, hampir.
3. Preposisi
yang menandai sebab. Misalnya demi, atas.
4. Preposisi
yang menandai arah asal, yaitu; dari.
5. Preposisi
yang menandai arah tujuan, yaitu; ke, kepada, akan, dan terhadap.
6. Preposisi
yang menandai pelaku, yaitu; oleh.
7. Preposisi
yang menandai alat, yaitu; dengan dan berkat.
8. Preposisi
yang menandai perbandingan, yaitu; daripada.
9. Preposisi
yang menandai hal atau masalah, yaitu; tentang dan mengenai.
10. Preposisi
yang menandai akibat, yaitu; hingga dan sampai.
11. Preposisi
yang menandai maksud dan tujuan, yaitu; untuk, buat, guna, dan bagi.
1.1
Di, ke, dari
Penulisan
preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya.
Kesalahan yang paling umum adalah penulisan kata seperti "dimana",
"disana", "disini", "ditempat", dibawah",
"diatas", "ditengah", "kemana", "kesana",
"kesini", "keatas", "kebawah" yang seharusnya
ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di
tempat", di bawah", "di atas", "di tengah",
"ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke
atas", "ke bawah".
Perkecualian
untuk hal ini adalah:
·
kepada
·
keluar (sebagai lawan kata "masuk",
untuk lawan kata "ke dalam", penulisan harus dipisah, "ke luar")
·
kemari
·
daripada
1.2
Di mana, yang mana
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, kata depan di,
ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan
daripada.
Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa
Indonesia tidak mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa
Inggris adalah who, whom, which, atau where)
atau variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang
mana", dan sebagainya).[1]
Penggunaan "di mana", "yang mana", dll.
sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari
bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia
hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung untuk kepentingan
itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, penggunaan bentuk
"di mana" maupun "yang mana" harus dihindari,[1] termasuk dalam penulisan
keterangan rumus matematika. Kaidah tata bahasa Indonesia memiliki kosakata
yang cukup untuk menerjemahkan who, where, which,
atau whom tanpa menggunakan kata "di mana".
Contohnya seperti::[2]
·
di mana → tempat
1. Kami
ke restoran di mana teman merayakan pesta ulang tahunnya. (seharusnya) Kami ke
restoran tempat teman merayakan pesta ulang tahunnya.
·
di mana → dengan
1. Acara
berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana Kris Aria sebagai presenternya.
(seharusnya) Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” dengan Kris Aria sebagai
presenternya.
·
di mana → yang
1. Pemerintah
memberi bantuan kepada korban di mana mereka tertimpa bencana alam.
(seharusnya) Pemerintah memberi bantuan kepada korban yang tertimpa bencana
alam.
·
di mana → (subklausa)
1. Perusahaan
itu mengadakan pelatihan di mana karyawan dibina untuk menjadi tenaga terampil.
(seharusnya) Perusahaan itu mengadakan pelatihan; dalam pelatihan itu karyawan
dibina untuk menjadi tenaga terampil.
·
yang mana → yang
1. Penanggung
jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang mana dianggap melecehkan
artis itu. (seharusnya) Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk
berita yang dianggap melecehkan artis itu.
·
yang mana → sehingga/dan
1. Koperasi
itu harus berjalan dengan baik yang mana kebutuhan setiap anggota dapat
dipenuhi dari sini. (seharusnya) Koperasi itu harus berjalan dengan baik
sehingga kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi dari sini.
2. Wisatawan
mancanegara meningkat terus yang mana negara tujuan wisata pun bertambah.
(seharusnya) Wisatawan mancanegara meningkat terus dan negara tujuan wisata pun
makin bertambah.
Kekisruhan
ini mungkin disebabkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947) yang mengharuskan
penulisan diserangkai dengan kata yang mengikutinya, baik sebagai kata depan
maupun sebagai awalan.
Penggunaan
"di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam sebagai
kata tanya dalam kalimat tanya, sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat,
dan dalam bentuk "di mana-mana". Contoh
·
Di mana ia menginap?
·
Kami akan berunding tentang di mana ia akan menginap.
·
Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.
·
Ia dapat menginap di mana-mana.
2.
Gunakan Find and Replace (Ctrl+H) Agar Otomatis
Boleh jadi kita
sedang mengedit sebuah dokumen dan bukan hanya kata depan di mana, mungkin kata
depan seperti: di atas, di bawah, di samping dan sebagainya.
Bukalah
dokumen yang akan diperbaiki.
Hasilnya:
Seluruh teks yang tertulis “dibawah” terganti secara otomatis menjadi “di bawah”.
Lakukan trik
yang sama dengan kata depan lainnya.
Bagaimana
jika tidak ada satu pun kata yang tergantikan? Misalnya pesan yang muncul
seperti ini:
Sedangkan seluruh kata depan sudah dicoba.
Jika
demikian yang terjadi, selamat untuk Anda. Berarti Anda telah berhasil menulis
kata depan yang benar sesuai dengan kaidah penulisan yang baku.
Afifa Afla Zakia 9A2
BalasHapusTerimakasih pak sangat membantu
Sekarang jadi tau mana penulisan yang benar sama yang salah, terimkasih (^_^♪)
BalasHapusAnnisa Artita 9A2
BalasHapusTerima kasih pak, sangat membantu sekali untuk memperbaiki penulisan saya🙏